Diduga Limbah PT. Arun, Jangkar Kapal Rusak Pukat Nelayan


Warga saat menunjukan Penemuan Jangkar Kapal
Lhokseumawe, citraaceh.com

Para Nelayan di Lhoseumawe khususnya Nelayan Ujung Blang mengeluh akibat Pukat miliknya rusak, bahkan banyak pukat nelayan yang tidak bisa dipergunakan lagi akibat tersangkut pada jangkar yang ditinggal dilaut sekitar Arun yang mengakibatkan kerugian ratusan juta rupiah bagi pemilik pukat.

Azhar, salah seorang nelayan yang ikut pada Kapal Pukat Langga Al Furqan yang rusak pukatnya terkena jangkat tersebut kepada Media mengatakan, disaat kami menabuh dan menarik pukat tidak jauh dari Arun, pukat teras berat dan tidak mau ditarik, sehingga rekan boat menyelam kedasar laut untuk mengetahui apa yang terjadi, setelah mengetahuinya apa yang terjadi maka juga ikut ditarik ke darat barang bukti berupa jangkar yang selama ini menjadi permasalahan rusaknya pukat nelayan, dan ini sudah bertahun-tahun terjadi, maka dari itu kami mengambil kesimpulan untuk menyeretnya ke daratan, yang di tafsir beratnya lebih dari 1 ton, kapal kami pun berat dalam menyeret jangkar itu, ini pasti jangkar Kapal milik PT. Arun yang ditinggal dahulunya, dan PT. Arun harus bertanggung jawab, terangnya. 


Sementara itu Panglima Laot Kota Lhokseumawe, H. Ilyas Buntok mengatakan, ini diduga milik PT. Arun yang ditinggal, karena pada dasarnya, wilayah tersebut hanya dilalui oleh Kapal Arun yang pada waktu itu masih dalam pembangunannya atau kapal yang mengambil Gas alam Cair di PT. Arun, dan sudah sepantasnya pihak Arun untuk memberi perhatiannya kepada masyarakat khususnya nelayan, dan mungkin juga di daerah dekat laut Arun masih terdapat limbah-limbah lainnya, jelasnya.

Ketika dihubungi Media beberapa kali Humas PT. Arun, Teddy, melalui selulernya dan pesan SMS yang dilayangkan, akhirnya pihak Media mendapatkan jawaban melalui pesan singkatnya yang menyatakan "Pihaknya PT. Arun akan menanyakan kebagian perkapalan" .

Untuk permasalahan ini, Sekretaris Forum Komunitas Hijau (FKH) Lhokseumawe yang bergerak dibidang lingkungan dan tata ruang Saiful MDA kepada Media ini mengatakan, apa yang terjadi dilapangan terhadap para nelayan kita merupakan suatu masalah yang harus kita selesaikan, kalau ini memang limbah kepunyaan Arun, maka mereka harus memperhatikan keberadaan masyarakat sekitar, kerugian masyarakat sangat banyak, pukat yang tersangkut oleh jangkar kapal besar dan masyarakat pada saat ini hidup dalam kondisi lemah, dimana seperti yang kita ketahui, tempat tersebut merupakan sumber pencaharian masyarakat, apakah daerah laut yang dekat Arun terbebas dari limbah lainnya, dan diharapkan kepada PT. Arun tidak lepas tangan membantu pembinaan masyarakat yang ada disekitarnya, jelasnya. (rif)

Postingan populer dari blog ini

Perintah Presiden Jokowi Terkait Bentrok TNI-Polri di Kepri

Cina Akan Install 28 Ribu Robot Untuk Gantikan Tenaga Kerja

Jalankan program pelebaran jalan, Pemkab Abdya mulai bongkar bangunan warga