Deah Baro Hasilkan Kerajinan Tangan Limbah Kerang
Kerang Chu yang
lazim dikonsumsi oleh masyarakat kawasan
pesisir Aceh, selain enak dikonsumsi, limbahnya ternyata dapat
menghasilkan satu karya seni bernilai tinggi. Bukan Kerang Chu saja, limbah
kerang dara, dan beberapa jenis kerang lainnya juga berhasil disulap menjadi
produk kerajinan tangan yang indah dan bernilai tinggi.
Hal itu ternyata mampu
dibuktikan oleh masyarakat gampong deah Deah Baro Kecamatan Meuraxa Banda Aceh yang berhasil menciptakan aneka
produk hand made yang eksotis dan indah seperti Bola Lampu hias, piring,
gantungan kunci, meubel, vas bunga dan souvenir lainnya.
Dibantu oleh Klinik Iptek Mina
Bisnis (Kimbis) Kementrian Perikanan dan
Kelautan RI, sejak 2012 lalu, warga Deah Baro telah berhasil mengolah beberapa
jenis kerang khas Aceh menjadi produk seni berkualitas tinggi.
Informasi kerajinan tangan
tersebut diperoleh tim humas dari kunjungan Kimbis Pusat dan Kota Banda Aceh
serta dari Kementrian Kelautan dan Perikanan RI yang berkunjung ke Banda Aceh
membahas tindak lanjut produk olahan tangan warga pesisir kota Banda Aceh.
Pertemuan yang berlangsung di
ruang rapat sekda ini dipimpin oleh Asisten Keistimewaan, Ekonomi dan Pembangunan
Ir Bahagia, Dipl, SE didampingi
beberapa staf ahli dan Plh Kabag humas Wirzaini Usman, Rabu (25/6).
Rombongan Kimbis pusat yang
dipimpin oleh Armen Julham selaku koordinator Balai Besar Penelitian Kelautan dan
Perikanan mengatakan awalnya Kimbis
masuk Ke Banda Aceh pada tahun 2012 bertujuan melakukan pembinaan
pemberdayaan masyarakat bidang
pengelolaan limbah.
Pada saat itu pihaknya melihat
limbah kulit kerang sangat banyak di Banda Aceh dan limbahnya dibuang begitu
saja. Mereka pun akhirnya berinisiatif menggarap masyarakat pesisir gampong Deah
Baro memanfaatkan limbah kerang tersebut dengan teknologi.
"Waktu itu kami menawarkan ide yang bisa
menggerakkan ekonomi masyarakat, maka muncullah ide limbah kerang," ujar
Julham.
Dengan proses yang tidak lama,
akhirnya warga Deah Baro berhasil menciptakan beberapa produk olahan seperti
Bola lampu hias yang terbuat dari kulit chu, gantungan kunci, bros, vas bunga dan
lainnya dari berbagai jenis kerang dengan bentuk yang begitu indah.
Pada pertemuan itu Kimbis
mengusulkan agar Pemko dapat mensupport para perajin yang telah dididik dengan
membeli dan menyediakan alat-alat yang dibutuhkan untuk mengolah limbah kerang
tersebut.
"Perajin kan berada di wilayah Kota Banda
Aceh, kita ingin saling mengisi agar ilmu mereka tidak hilang hendaknya Pemko
dapat mensupport mereka menyediakan alat-alat yang mereka butuhkan,” ujar
Julham.
Asisten Keistimewaan, Ekonomi
dan Pembangunan Setda Kota Banda Aceh Ir Bahagia, Dipl, SE menyambut baik atas
produk-produk yang telah dihasilkan dan menganggapnya sebagai produk ekonomi
kreatif yang sangat menjanjikan.
Katanya lagi, selain berupa
inovasi sosial, produk olahan kerang jika dijual akan meningkatkan taraf
ekonomi masayarakat pesisir khususnya Gampong Deah Baro. Ia berpendapat produk
tadi juga dapat dibentuk sesuai dengan ikon-ikon yang ada di Kota Banda Aceh
seperti bentuk kapal PLTD apung, museum tsunami, kapal diatas rumah dan lainnya
yang disesuaikan dengan kearifan lokal Kota Banda Aceh.
Ia juga melihat begitu banyak
sisi positif lainnya karena selain melibatkan banyak orang, kerajinan limbah
kerang tentunya akan menguntungkan masyarakat dan dapat mengharumkan nama Kota Banda
Aceh. Untuk tahap promosi, sebagai langkah awal produk olahan limbah kerang
dapat dipajang di beberapa even dan took-toko suvenir di Kota Banda Aceh.
"Sampel sampel yang indah
akan kita pamerkan di event penting seperti pameran pameran , dan di toko
suvenir yang ada di Kota Banda Aceh,” ujarnya. (Trz)
